Jumat, 12 November 2010

Bidan Komunitas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Kebidanan Komunitas
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik kebidanan.
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International Confederation of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di dalam daerah tertentu, masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
1.                        Geografikal yaitu daerah
2.                        Administratif batasan otoritas pemerintahan
3.                        Fungsional tujuan sama
4.                        Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health :
Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bbl dan bayi secara komprehensif.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur-unsur yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah :
Ø  Bidan
Ø  pelayanan kebidanan
Ø  sasaran pelayanan
Ø  lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan ketrampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat diwilayah tertentu
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.



2.2     Tugas Tambahan Bidan Di Komunitas
1.      Upaya perbaikan kesehatan lingkungan.

Peran bidan kini tidak lagi terbatas pada penanganan kesehatan reproduksi ibu saja, tetapi ia harus mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat pedesaan untuk terlibat di kesehatan komunitasnya.
Masyarakat pedesaan harus diposisikan sebagai mitra dalam kegiatan pengawasan kebutuhan gizi, kesehatan lingkungan, penyakit menular dan penanganan akibat bencana. Minimal satu tenaga bidan akan ditempatkan di setiap desa di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Desa Siaga. Sehingga, dibutuhkan sekitar 69.957 bidan untuk desa dengan jumlah yang sama. Bidan akan menjadi salah satu komponen Desa Siaga untuk ditempatkan di pos-pos kesehatan desa. Setiap bidan diharapkan akan memiliki dua orang kader untuk mendampinginya di pos kesehatan desa. Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Harni Koesno mengatakan bahwa saat ini ada 30.236 desa yang memiliki bidan. Ini berarti 43,22 persen dari total desa yang membutuhkan bidan.

2.      Mengelola dan memberikan obat – obatan sederhana sesuai dengan kewenangannya.
Pemanfaatan teknologi dan obat-obatan sudah sejak lama digunakan dalam dunia kebidanan. Tak heran bila ilmu berusia ratusan tahun ini punya kekayaan teknik dan cara untuk menyelesaikan berbagai masalah persalinan.
Penyediaan dan Penyerahan obat-obatan :
a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerhakan obat kepada pasien sepanjang untuk keperlua darurat.
3.      Survailance (pengamatan) penyakit yang timbul di masyarakat.
Surveilanse adalah suatu kegiatan pengamatan terus menerus terhadap kejadian kesakitan dan faktor lain yang memberikan kontribusi yang menyebabkan seseorang menjadi sakit dan upaya tindakan yang diperlukan, dengan kegiatan mencakup:
  Mendiagnosis secara klinis atau laboratories
• Mengidentifikasi penyebab terjadinya sakit atau factor risiko terjadinya sakit
• Pencatatan hasil anamnese klinis dan identifikasi kasus menurut variable orang, tempat, dan waktu
• Analisis hasil identifikasi kasus
• Tindakan penanganan kasus (case management)
• Melakukan tindakan observasi di rumah kasus dan sekitar kasus dengan konsep wilayah satu kelompok Rukun Tetangga (RT) atau satu wilayah Posyandu.
• Analisis hasil identifikasi kasus dan hasil obeservasi lapangan di wilayah kasus.
Surveilanse merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain, misalnya orang terpapar HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara masalah kesehatan adalah masalah yang berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.

4.      Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan.
Dalam peranannya bidan mampu memberikan pelayanan kepada klien secara tepat baik secara manual maupun dengan memanfaatkan teknologi kebidanan yang memadai guna menunjang kelancaran serta keakuratan dalam pelayanan.
Pemanfaatan berbagai macam teknologi kebidanan yang suda ada dilakukan untuk menyelesaikan berbagi masalah serta kemudahan dalam persalinan. Berbagai macam teknologi yang sudah kita kenal sering digunakan baik mulai dari awal proses kehalimilan sampai proses persalinan.  
-          USG Doppler

Pemeriksaan USG ( ultra sono graphy ) yaitu suatu cara pemeriksaan yang invasif, praktis dan tidak berbahaya bagi bayi dalam kandungan. Alat ini mampu mengetahui usia kehamilan, kehamilan di luar rahim, kehamilan kembar, hamil anggur (mola hidatidosa) cacat bawaan, keadaan dan letak plasenta. Dalam bidang penyakit kandungan USG dapat menemukan tumor, infeksi, letak IUD, dll. Pada kasus kemandulan alat USG dapat mendeteksi perkembangan sel telur dalam indung telur sehingga saat subur seorang wanita dapat ditentukan dengan lebih tepat.
Kelebihan alat ini dibandingkan dengan USG biasa adalah alat ini mampu mendeteksi kelainan-kelainan organ abdomen serta analisa vasculernya kelainan jantung yang merupakan kelainan bawaan, penyakit jantung rematik, penyakit jantung koroner, mendeteksi organ-organ lain seperti Thyroid, Mamma (payudara), Scrotum, Prostat, Kandungan dan kelainan-kelainan pembuluh darah. Masing-masing organ tersebut diperiksa dengan probe (alat deteksi) yang khusus untuk organ-organ tersebut.

-          Pemeriksaan Pap’s Smear

Pemeriksaan Pap’s Smear untuk menemukan kanker leher rahim pada tingkat dini. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil sedikit jaringan dari mulut rahim menggunakan alat lalu diusapkan pada kaca benda dan dikirim ke laboratorium.

Pemeriksaan Pap’s Smear tidak menimbulkan rasa nyeri, dimulai saat wanita sudah menikah, diulangi setiap tahun, tidak sedang haid dan tiga hari sebelumnya tidak lakukan sanggama.

-          Melahirkan Tanpa Rasa Nyeri (Painless Labor)

Cara persalinan tanpa rasa nyeri ini dilakukan dengan suntikan epidural. Dokter ahli bius yang terlatih akan menusukkan sebuah jarum kecil diantara tulang belakang di daerah pinggang, dan sesudahnya sebuah slang kecil dipasangkan, kemudian jarum dicabut. Melalui slang ini dimasukan obat yang berfugsi menghambat penyaluran rasa nyeri melalui urat syaraf ke otak.

Tindakan tersebut diatas membuat calon ibu tidak akan merasakan nyeri lagi mulai dari daerah pinggang ke bawah. Calon ibu akan tetap sadar tetapi sama sekali tidak merasakan sakit akibat kontraksi rahim.

 

 
BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
Tugas tambahan bidan di komunitas :
1.      Upaya perbaikan kesehatan lingkungan.
2.      Mengelola dan memberikan obat – obatan sederhana sesuai dengan kewenangannya.
3.      Survailance penyakit yang timbul di masyarakat.
4.      Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan.


 

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Soekidjo, Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.

Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar